Perlukah Kita Mencari 'Bumi' Baru?
source:arstechnica.com |
Bumi kita sudah cukup tua, sejak 4,6 miliar tahun yang lalu
sudah mengalami berbagai keadaan diantaranya zaman es super beku, dihantam
meteorit raksasa dari angkasa, keracunan gas dari letusan gunung berapi. Semua bencana
itu memusnahkan spesies yang pernah berjaya di planet ini dan bencana itu bisa
saja terjadi lagi pada zaman kita. Tapi ancaman yang lebih nyata tidak datang
dari itu semua, ada satu makhluk ganas yang memiliki kekuatan untuk menghancurkan
bumi dan seisinya, itulah kita, manusia.
Sejak zaman revolusi industri manusia telah menghasilkan
jutaan ton zat mematikan yang membuat langit kita rusak, zat itu terperangkap
di atas sana sehingga sinar matahari yang masuk sulit untuk dipantulkan keluar
kembali ke luar angkasa. Keadaan ini juga diperparah dengan penebangan hutan
secara ilegal, produksi plastik yang berlebihan dan sebagainya yang akan
menjadi senjata makan tuan di esok hari.
Di bawah ini merupakan grafik dari anomali suhu yang terjadi dari tahun 1880 hingga tahun 2014. Yang dicatat oleh NASA, NOAA, Badan Meteorologi Jepang, dan Pusat Kantor Met Hadley (Inggris). Meskipun ada variasi kecil dari tahun ke tahun, keempat catatan menunjukkan puncak dan lembah yang selaras satu sama lain. Semua menunjukkan pemanasan yang cepat dalam beberapa dekade terakhir, dan semua menunjukkan dekade terakhir sebagai yang terhangat.
Fakta tersebut juga diperkuat dengan pernyataan seorang
ilmuan terkenal Stephen Hawking yang mengatakan bahwa kita hanya punya waktu paling
lambat 100 tahun sebelum bumi menjadi terlalu panas untuk ditinggali. Lalu apakah
kita bisa menyelamatkan diri dari bencana ini?
Di bawah ini merupakan grafik dari anomali suhu yang terjadi dari tahun 1880 hingga tahun 2014. Yang dicatat oleh NASA, NOAA, Badan Meteorologi Jepang, dan Pusat Kantor Met Hadley (Inggris). Meskipun ada variasi kecil dari tahun ke tahun, keempat catatan menunjukkan puncak dan lembah yang selaras satu sama lain. Semua menunjukkan pemanasan yang cepat dalam beberapa dekade terakhir, dan semua menunjukkan dekade terakhir sebagai yang terhangat.
source: earthobservatory.nasa.gov |
Hanya ada 2 pilihan, kita rawat bumi kita atau kita mencari
tempat tinggal baru di luar sana. Memang mencari planet untuk tempat tinggal
yang baru pastilah sulit untuk menjadi kenyataan, namun jika kita mengingat bahwa
kita pernah melakukan pendaratan di bulan, itu membuktikan bahwa perjalanan
ruang angkasa sangat mungkin terjadi. Teknologi kita sekarang pun jauh lebih
maju daripada dulu, jadi meskipun terlihat fantasi belaka, perjalanan ke luar
angkasa adalah perjalanan yang patut kita pertimbangkan.
Menjelajah sudah menjadi naluri manusia, ingin mengetahui
sesuatu lebih jauh untuk memenuhi rasa penasaran. Jika dulu para penjelajah
mengarungi lautan maka untuk sekarang waktunya kita menjelajah luar angkasa
karena kita hanya punya dua pilihan, tinggalkan planet bumi atau kita rawat
baik-baik rumah kita ini, sebuah titik biru di tengah jagat raya. Mana yang kalian
pilih?
referensi:
earthobservatory.nasa.gov
jurnal.fkm.unand.ac.id
2007. hutan dan kesehatan manusia. CIFOR infobrief: No.11(b)
jurnal.fkm.unand.ac.id
2007. hutan dan kesehatan manusia. CIFOR infobrief: No.11(b)
0 Response to "Perlukah Kita Mencari 'Bumi' Baru?"
Post a Comment