Teori Konspirasi, Kenapa Mudah Dipercaya?
![]() |
source: brainfall.com |
Biasanya dalangnya adalah
orang-orang berpengaruh di dunia dan masuk dalam suatu kelompok rahasia. Ketika kita
melihat kejadian yang sulit dicerna akal, biasanya kita mudah percaya pada
teori konspirasi yang masih simpang siur dan tidak terjamin kebenarannya.
Kenapa bisa begitu?
Seorang
pakar bernama Paul Whalen mengatakan “bagian yang bernama amygola di otak kita akan mencari pola ketika kita sedang mengalami
situasi yang kacau balau dan sulit untuk dicerna akal”. Apalagi di zaman
sekarang kita bebas dan mudah untuk mencari informasi di internet, baik
informasi yang valid hingga informasi hoax sangat mudah didapatkan.
Teori
Ramsey mengatakan “saat manusia mempunyai data yang melimpah, manusia akan
menghubungkan data satu dengan data yang lainnya sampai membentuk pola” tentu
tujuannya adalah untuk membedakan mana informasi yang berguna dan mana
informasi yang hanya spam di otak
kita.
Tapi
masalahnya kecenderungan ini juga membuat kita asal menghubung-hubungkan informasi yang
sebenarnya tidak berhubungan sama sekali karena yang penting masuk akal menurut
kita.
David
Robert Grimes seorang ahli fisika dari Oxford University membuktikan secara
ilmiah bahwa konspirasi besar sulit untuk diwujudkan karena satu kelompok yang
beranggotakan 2500 orang hanya mampu mempertahankan kerahasiaan maksimal 5 tahun
saja. Sedangkan pendaratan di bulan telah terjadi 50 tahun lalu (21 Juli 1969)
yang melibatkan 400.000 orang dan masih ada yang bilang hoax. Ya meskipun mungkin ada beberapa teori konspirasi besar yang terbukti benar.
Sekilas
tentang teori konspirasi bulan
Teori
konspirasi bulan merupakan salah satu teori konspirasi paling terkenal di
dunia, bahkan rekayasa pendaratan Apollo 11 masih populer di Rusia hingga
sekarang. Banyak masyarakat di Rusia percaya bahwa pemerintah AS telah
melakukan tipuan yang rumit dan pendaratan di bulan sebenarnya diduga difilmkan
di Hollywood.
Mungkin
wajar saja mengingat Rusia adalah mantan rival Amerika Serikat. Saat perang
dingin mantan negara Uni Soviet tersebut memang hampir selalu menjadi yang
pertama ketika pertarungan berlangsung.
Sebenarnya
tidak semuanya salah kita jika percaya teori konspirasi, karena kita manusia
adalah makhluk yang rawan dengan yang istilahnya proportionality bias yaitu
kecenderungan untuk tidak percaya bahwa sesuatu yang besar bisa disebabkan oleh
hal-hal yang kita anggap kecil. Kita pun
akan menolak ide yang bertentangan dengan keyakinan kita, fenomena ini disebut
backfire effect.
Jadi jangan
heran jika ada teman kita yang masih tetap bersikukuh dengan teori konspirasinya.
referensi:
id.rbth.com
whatis.techtarget.com
referensi:
id.rbth.com
whatis.techtarget.com
jika artikel ini bermanfaat bisa kalian share karena "sharing is caring".
0 Response to "Teori Konspirasi, Kenapa Mudah Dipercaya?"
Post a Comment