Jangan Memacu Hidupmu Terlalu Cepat
source: beritatrans.com |
Tampak di pinggir jalan ada anak-anak yang bermain sambil melemparkan sesuatu, namun karena kendaraannya terlalu cepat si pengusaha tidak terlalu memperhatikannya. Tak lama kemudian tiba-tiba terdengar suara hantaman.
Ternyata sebuah batu seukuran kepalan tangan menghantam sisi mobil pengusaha tersebut yang ternyata dilemparkan oleh anak-anak tadi. Pintu mobil itu pun tergores, tentu bukan hal sepele mengingat mobil tersebut bukan mobil yang murah.
Dengan geram dan tergesa-gesa pengusaha tersebut menuju tempat asal batu tadi untuk meminta pertanggung jawaban, amarahnya memuncak ketika melihat seorang anak yang ada di sekitar mobil parkir tersebut. Tanpa pikir panjang ia menarik anak tersebut dan memojokkannya di sudut mobil yang parkir.
"apa yang kamu lakukan...!!?? lihat goresan itu..!! (sambil menunjuk ke arah pintu mobilnya).
"mobil baru ini akan membutuhkan banyak biaya untuk memperbaikinya..!!". (tampak ingin memukul anak itu).
"maaf pak, saya benar2 minta maaf, saya tidak tau lagi apa yang harus saya lakukan....." (dengan wajah yang tampak pucat dan penuh dengan ketakutan).
"maaf pak, saya melemparkan batu tersebut karena tidak ada seorangpun yang mau berhenti".
Air mata anak tersebut mulai berjatuhan sambil menunjuk ke suatu arah di sekitar parkiran mobil tersebut.
"di sana ada kakakku yang lumpuh dan terjatuh dari kursi roda, saya tak mampu untuk mengangkatnya dan tak ada seorangpun yang mau membantu, sekarang dia kesakitan..."
Dipandanginya pengusaha tadi, matanya berharap pada wajah yang mulai tampak termenung.
"maukah bapak membantuku mengangkatnya? tolonglah, saya tak sanggup untuk mengangkatnya...."
Tak mampu berkata-kata lagi, pengusaha tersebut tampak terdiam. Amarahnya mulai sedikit reda setelah melihat seorang lelaki tergeletak yang sedang kesakitan.
Ia pun berjalan menuju laki-laki tersebut lalu mengangkatnya ke kursi roda, kemudian ia mengambil sapu tangan mahalnya untuk mengusap luka yang tergores di lutut laki2 tersebut seperti goresan yang ada di mobilnya.
Beberapa saat kemudian kedua anak itu berterima kasih dan mengatakan bahwa mereka akan baik-baik saja.
"terima kasih, semoga Tuhan membalas kebaikan bapak.."
Lalu kedua anak itu berjalan beriringan sambil meninggalkan pengusaha yang masih nanar melihat kepergian mereka. Matanya terus mengikuti langkah sang anak yang mendorong kursi roda itu melintasi jalan menuju rumah mereka. Berbalik arah, pengusaha tadi berjalan menuju mobilnya lalu mengamati goresan di pintunya sambil merenungkan kejadian yang baru ia alami.
Kerusakannya bisa jadi bukan hal yang sepele, tapi pengalaman tadi berhasil menyentuh perasaannya. Akhirnya ia memilih untuk tidak menghapus goresan itu agar tetap mengingatkannya pada hikmah ini, ia ingin pesan itu tetap nyata terlihat.
"jangan memacu hidupmu terlalu cepat, karena seseorang akan melemparkan batu untuk menarik perhatianmu.."
Sama seperti kendaraan, hidup ini pun begitu, namun jangan lah kita terlalu fokus pada satu tujuan atau memacu hidup dengan penuh nafsu, karena cukup banyak hal di sekitar kita yang perlu juga kita perhatikan.
Kembali pada pribadi masing-masing, berubah sekarang atau menunggu lemparan batu.
referensi:
kaskus.co.id
referensi:
kaskus.co.id
jika artikel ini bermanfaat bisa kalian share karena "sharing is caring".
0 Response to "Jangan Memacu Hidupmu Terlalu Cepat"
Post a Comment